Sunday 4 October 2015

Impian Pertama


Goresan Tinta Pertama
Pada Sebuah Kertas Putih



Seluruh umat manusia sudah pasti memiliki sebuah mimpi pertama yaitu pada umur 4 atau 5 tahun. Hal tersebut bukanlah semata-mata ucapan anak polos yang tidak tahu apa-apa mengenai apa yang dia impikan melainkan sebuah harapan kelak besar nanti dirinya akan menjadi apa yang dia impikan sejak kecil seperti menjadi dokter, astronot, arsitek dan lain sebagainya. Setelah anak itu menentukan sebuah mimpinya dia pasti akan mencari tahu sebenarnya apa yang dikerjakan olehnya kelak jika dia mencapai impiannya, Dia akan bertanya kepada semua orang yang ada disekitarnya mulai dari Ayah, Ibu, Saudara kandungnya, Paman, Bibi dan seterusnya. pada kondisi ini merupakan sebuah awal dari minat yang kuat terhadap mimpinya tersebut, hal itu tergantung dari apa yang dia dapat dari hasil pertanyaannya tadi, sebab seorang anak kecil akan mudah berimajinasi tinggi atas sebuah jawaban yang dia dapat dari pertanyaannya, maka berikanlah sebuah jawaban yang baik dengan kemasan bahasa yang rapih agar anak tersebut mampu berpacu untuk mencapai impiannya.

Sebuah impian Ritter adalah menjadi seorang arsitektur dan menjadi seorang yang baik dengan berperasaan yang tinggi. Sungguh senang Ritter dan memiliki angan-angan kelak bahwa dia akan membangun rumahnya sendiri sesuai dengan keinginannya seperti ada ruang mainan sendiri, ruang komputer, dan dia ingin memiliki sebuah sekolah di dalam komplek rumahnya. Ritter selalu memiliki pemikiran bahwa berbuat baik kepada semua orang itu baik dan juga dia memiliki pemikiran yang sangat berbeda dengan anak kecil lainnya yaitu : "aku tidak ingin melakukan hal yang menyakiti hati orang lain karena aku juga tidak mau disakiti". Oleh karena itu dia selalu melakukan semuanya dengan hati-hati, namun tidak jarang dia merasa sedih kenapa teman-temannya ini tidak sama sepertinya dia selalu memendamnya dan dia hanya menangis untuk mengeksprisikannya dia sebenarnya buakan anak yang cengeng tetapi dia tidak suka dengan kekerasan seperti temannya yang lain. mulai dari situ dia berpikir apakan yang dia pikirkan selama ini salah, kenapa anak lain itu menyakiti orang lain untuk mendapatkan apa yang di inginkan, pertanyaan tersebut belum dipatnya hingga dia memasuki SMA. Selama perjalanan hidupnya Ritter selalu menghindari hal yang suka "ngatain, menyebut nama tmnnya dgn nama orang tuanya, dan sebagainya" (maaf penulis tidak suka dengan kalimat "Bully" karena itu berlebihan). Ritter yang sejak kecil selalu menghindari hal-hal yang buruk agar dia tidak mendapatkan perlakuan buruk mengalami hal yang di luar dugaan, dimana disaat dia pulang sekolah, dia dihadang oleh gerombolan dari sekolah lain dan memintainya sejumlah uang, 

Pada saat itu Ritter hanya menuruti permintaan gerobolan tersebut karena Ritter tidak mau ada perkelahian ataupun hal semacamnya. Beberapa saat setelah dia memberi uang yang dimilikinya dibelakangnya lewat 3 teman sekelasnya yang dimana mereka juga memalak mereka. tak lama Ritter mengetahui hal tersebut dan berbalik untuk menjemput temannya itu dan memberitahukan bahwa uang yang tadi diberikan kepada gerombolan itu adalah juga untuk temannya, namun mereka tidak menerima dan tetap menagih uang pada temannya itu dan gerombolan itu melakukan hal yang kurang baik pada teman wanitanya dengan menggodanya dengan kalimat kasar, sontak Ritter mengajak temannya pergi dari geromboaln itu dgn menerobos pagar yang dibuat gerombolan itu namun satu temannya (Adam) masih berada disana dan tidak berani untuk menerobosnya akirnya Ritter meminta tmnnya meminta bantuan kepada siapa saja yang ada disana, kemudian Ritter melakukan percakapan untuk melakukan negoisasi agar tmnnya tersebut tidak dipukuli oleh gerombolan tersebut. akhirnya Ritter memberikan jam kesayangannya dan melakukan push up - sit up di depan mereka. setelah selesai melakukan apa yang diperintahkan mereka, mereka membuat lingkaran yang mengepung Ritter dan temannya tersebut untuk memukulinya bersamaan, pada pukulan pertama mendarat pada Ritter dan tmnnya polisi datang dan segera berlari menangkap gerombolan tersebut, teman Ritter sigap berdiri dan menangkap ketua dari gerombolan tersebut sehingga di bekuk dan dibawa ke kantor polsek setempat. 

Saat berada di kantor polisi Ritter dimintai keterangan dengan jujur begitu juga Adam. Setelah dimintai kereangan tersebut Adam meminta polisi untuk menghukum ketua gerombolan tersebut dengan hukuman yang seberat-beratnya bahkan hukuman mati, akan tetapi Ritter mendengar permintaan tersebut dia segera meminta kepada polisi untuk membebaskan orang tersebut dan dia ingin berbicara dengan orang itu. Dengan herannya Adam dan kedua teman perempuannya menanyakan apakah Ritter sedang sakit akibat terkena benturan tersebut kemudian polisi bertanya apa alasan Ritter, Ritter pun menjawab : "saya tidak ingin orang trsbt dipenjara karena saya juga tidak ingin di penjara, karena apa yang kamu lakukan suatu saat akan kamu terimanya kembali". lalu polisi itu mengatakan bahwa "org seperti kamu sudah jarang di dunia ini dan sebaiknya kamu jangan takut dengan orang yang sangat ambisius dengan sebuah kejahatan. hidup itu selamanya tidak selamanya harus menggunakan perasaan, jika kamu seperti itu terus kamu akan tidak tenang." kemudian Ritter didampingi dengan polisi trsbt untuk menemui ketua gerombolan tersebut untuk bicara. sesampainya disana ketua gerombolan trsebut menangis dan mengutarakan penyesalannya terhadap yang dia lakukan, kemudian polisi berkata "apa kamu liat td dia gagah menhajar kamu skrg dia memnita maaf dan minta untuk di bebaskan, ini yang disebut penjilat." namun Ritter tetap ingin membebaskannya dngn alasannya itu. Sesampainya di rumah Ritter memikirkan dua kata dari polisi yaitu ambisius dan seorang penjilat, karena dalam hidupnya belum bertemu dengan orang seperti itu.

Setelah menginap selama satu malam di penjara akhirnya ketua gerombolan tersebut berjanji kepada polisi dan Ritter untuk tidak mengulanginya lagi dan diapun bebas. Ritter senang sekali dengan hal tersebut dan selalu berpikir bahwa kita akan menerima hal baik juga suatu saat. setelah seminggu berselang setelah Ritter melewati tempat dmn dia dipukuli dan dimintai uang, dibelakangnya ternyata ada beberapa adik kelasnya dicegat oleh gerombolan yang sama dan disana juga ada ketua gerombolan tersebut. Ritter langsung berbalik dan menghampiri ketua gerombolan tersebut dan dia bertanya kenapa belum jera juga. lalu ketua trsbut berkata " terimakasih telah membebaskan saya kemarin dan kamu harus berpikir bahwa kamu hidup di dunia yang tidak sepenuhnya orang baik, benar kata polisi kmrn kalo saya adalah seorang penjilat'. Ritter pun menangis bahwa dia salah membuat keputusan. kemudian salah satu dari gerombolan itu meninju pipi Ritter dan secara reflek Ritter menangkap pukulan kedua oleh orang tersebut dan di plintirnya hingga patah, selanjutnya dia menatap ketua gerombolan yang heran melihat seorang Ritter yang cengeng berani mematahkan tangan anak buahnya. selanjutnya dari gerombolan tersebut karena datang tmn sekolah Ritter dengan jumlah yang lebih banyak dan tinggalah seseorang yang tangannya masih di pegang Ritter setelah di patahkan. sontak orang tersebut meminta maaf kepada Ritter, disamping itu tmn-tmn Ritter sedang mengejar gerombolan dan datang Adam dengan kedua tmn perempuan yang waktu itu menjadi korban bersama dgnnya terkejut dengan yang dilakukan Ritter yang mematahkan tangan salah seorang dari gerombolan tersebut. kemudian Ritter dan tmn sekolahnya yang jumlahnya lebih dari 20 mengelilingi orang tersebut yang tangannya mash dipegang Ritter. salah seorang dari tmnnya berkata sebaiknya orang ini diberi pelajaran agar dia jera tidak lagi melakukan hal ini. lalu Ritter berkata :" sebaiknya ini serahkan kepada saya, karena kebaikan saya dibalas dengan keburukan seperti ini." kemudian Ritter melepas tangan anggota gerombolan tersebut dan berkata : " saya minta maaf atas tanganmu itu. saya minta kepada kamu bahwa bsk di tempat ini ketua kamu bertemu saya. saya tidak akan kesini sendirian. saya tidak takut dengan siapapun, apalagi dengan orang yang menghiati kebaikan saya". kemudian orang itu pun berlari menjauh Ritter dan teman sekolahnya. Teman-temannya berkata, : "Ritter, kami akan stand by untuk melindungi mu dan kami akan siap membantu dan membalas kebaikan dari teman kita dan adik kelas kita ini", "benar kak, kami adik kelasmu juga siap membantu kakak dan stanby untuk kakak besok," tambah adik kelas yang td diselamatkan Ritter. namun Ritter berkata : sebaiknya kalian besok langung pulang kerumah dan segera laporkan ke polisi apabila terjadi hal yang tidak-tidak disini."

Saat perjalanan pulang Ritter satu angkot dengan temannya (Eva) dan bertanya kenapa kamu ambisius sekali untuk bertemu ketua gerombolan itu. Ritter pun tersadar bahwa yg dia lakukan itu salah dan berpikir bahwa itu adalah hal terbodoh yang pernah dilakukannya. dan Ritter berkata : "saya teralarut dalam emosi dengan seseorang tp malah orang lain yang menjadi korban, saya sangat menyesal sekali. saya berharap besok kamu bantu saya untuk memanggil polisi untuk menangkap ketua gerombolan itu.". Eva pun menjawab "oke, kamu jangan khawatir kamu punya banyak teman di sekolah bahkan kalo kamu mau minta bantuan sama anak sekolah lain yang terkenal seram itu kamu, bisa tp kamu adalah orang yang bertanggung jawab sendiri, tp kamu bodoh,dan juga kaku,heheh". Ritter merupakan orang selalu memasukan kedalam hati atas semua pendapat yang dia terima, yang membuat Ritter itu lemah. kemudian Eva pun bertanya :"knp diam?, gausah dimasukan kedalam hati itu hanya bercanda. kamu itu lemah ya, mudah tersinggung, mudah dipengaruhi apalagi mengenai diri kamu sendiri. kamu juga mudah di jatuhkan. km harus berubah Rit". Ritter ; " iya benar kamu, saya dari kecil selalu berpikir seperti itu dan saya sangat sensitif terhadap semuanya, saya juga tidak bisa memilah - milah kapan saya menggunkan oerasaaan kapan tidak". Eva hanya berkata : "itu tau, sekarang pikirkan besok bahwa kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu dan kamu tidak mau dibilang pecundang kan?". akhirnya mereka berpisah untuk menuju rumah masing-masing.

Keesokan harinya sepulang sekolah Ritter menunggu gerombolan tersebut dan ingin berbicara dengan ketua gerombolan tersebut,  jalanan tersbut sepi sekali karena teman sekolah Ritter tidak ada yang berani lewat jalan tersebut karena tau akan ada bentrok. Dari kejauhan Ritter melihat bahwa jumlah gerombolan tersebut lebih dari sebelumnya sedangkan Ritter hanya sendirian. sesampainya di tempat tersebut ketua gerombolan tersebut berkata : "ada apa kamu memanggil saya kesini?, apa kamu mau mati? saya bawa banyak teman kesini". Ritter berkata : "maaf teman-teman saya hanya mempunya urusan dengan ketua kalian, saya tidak ingin dan tidak mau terlibat dengan kalian". (Ritter berada ditengah lingkaran dari gerombolan tersebut. tak lama kemudian datang lagi sekelompok gerombolah sekolah lain yang datang untuk bergabung dengan gerombolan yang sudah datang. Sesampainya disana ketua gerombolan yang baru datang (Edi) segera berlari menghampiri dan memluk Ritter, hal ini membuat kaget semua yang ada disana. "hey Ed, apa yang kamu lakukan dengan si cengeng itu?, kamu dipihak mana?" kata ketua gerombolan yang berada di hadapan Ritter. Edi pun berkata : " kenapa kamu tidak bilang jika yang kamu hadapi itu Ritter, dia adalah orang yang baik, dia tidak akan seperti ini jika dia tidak dikhianati". Ketua gerombolan : " jadi kamu memihak siapa?". Edi : "saya tidak akan ikut capur urusan kalian, dan saya tidak mau menanggung akibat apabila kamu melawan Ritter, dan ingat apabila kalian berani mengeroyok Ritter seorang diri, kalian akan berhadapan dengan kami semua, baiklah saya akan berjaga dari kejauahan saja karena apabila semua teman Ritter tahu dia sedang seperti ini pasti mereka akan membantu dan kami tidak akan ikut campur". Ritter : " Edi, saya tidak memanggil siapapun kesini, saya hanya ingin memberi pelajaran orang penjilat seperti dia dan saya ingi dia dan gerombolannya ini segera bertobat". tak lama kemudian datang kelompok dari teman sekolah Ritter  dan sekolah lain yang terkenal dengan sebutan "Dead note". Edi pun berkata :" what the hell!!!, ahhah, please welcome The king of the south. saya di sini hanya sebagai penonton saja". Ritter : " apa yang kalian lakukan disini?, saya tidak ingin ada keributan besar-besaran disini!". ketua kelompok  "Dead note" (johny) : "masalahmu masalah ku juga Ritter, jadi aku akan stand by disini.", "hey Ed, apa yang kamu lakukan di sini, jika kau menyemtuh Ritter kau berurusan dengan ku".sambungnya. Edi pun menjawab : "santai teman, saya tidak akan menyentuh sedikitpun Ritter karena dia adalah teman ku. saya kesini di ajak orang ini." sambil menunjuk ketua gerombolan yang bermasalah dengan Ritter. 

Suasanapun semakin tegang dengan kehadiran "Dead note" di tengah-tengah perseteruan antara Ritter dengan ketua gerombolan itu. kehadiran "Dead note" pun membuat ketua gerombolan itu jadi semakin pucat dan semakin ciut untuk mengahdapi Ritter. akhirnya Ritter dengan tenang berkata pada ketua gerombolan itu agar segera mengakui kesalahannya dan segera menyerahkan diri kepada polisi karena mengulangi perbuatannya atau dia harus bertarung dengan Ritter yang di dukung oleh tiga kelompok. tidak lama kemudian polisi pun datang dengan satu pasukan kompinya untuk mengamankan kondisi. semuanya pun di perintahkan untuk tiarap kecuali Ritter dan ketua gerombolan itu. kemudian Eva yang juga datang bersama polisi menceritakan semua kejadian ini dan menangkap satu gerombolan berserta ketuanya dan benar saja ketua gerombolan tersebut melakukan hal sama seperti saat masih di penjara meminta maaf dan menangis, namun Ritter sudah sadar bahwa itu adalah trik agar orang itu diberi kesempatan lagi. kali ini Ritter diam dan menyerahkan semua keputusan ini kepada kepolisian. Disamping itu polisi juga mengamankan Edi dan Johny dan di bawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan dan keterlibatan apa sehingga datang ketempat tersebut karena di duga mereka sebagai provokasinya . sesampainya di kantor polisi Ritter langsung menuju ruang intograsi untuk menjelaskan bahwa mereka tidak bersalah. polisi tidak percaya bahwa mereka tidak berbuat macem-macem saat itu. oleh karena itu polisi ingin membuktikan bahwa mereka harus berani memberi jaminan jika mereka selama 3 hari tidak berulah (tauran dll) maka akan dipenjara dan dikenakan sangsi. Ritter dengan lantang dan penuh kepercayaan bahwa mereka (Edi dan Johny) tidak saling menyerang satu sama lain menjadi jaminan akan di penjara jika mereka terlibat tauran. mendengar hal tersebut Eva berkata :" Rit, apa kamu sudah gila, mereka kan saling bermusuhan dan bukan hal biasa jika setiap bertemu akan saling menyerang". Ritter :" kali ini saya belajar untuk kedua kalinya apakah saya membuat keputusan yang benar atau salah krn telah percaya kepada kedua orang yang sering berseteru. tp saya yakin jika kalian tidak akan melakukan hal tersebut demi saya.". Edi dan Johny berkata :"siap teman". "saya tidak akan mengecewakan kebaikan mu" kata Edi, "begitupun saya" tambah Johny. polisi pun berkata :"baiklah, sekarang kalian ttd disini sebagai kesepakatan bahwa sdr. Ritter akan menjadi jaminan jika kalian berulah maka Ritter akan ditahan.". mereka pun pulang dan membuat kesepakatan bahwa tidak ada musuh dan semua adalah teman dan tidak ada lagi tauran atau semacamnya setelah kejadian ini.

Tiga hari berlalu tuntutan akan Ritter sebagai jaminan selesai. semua kembali pada aktivitas semula dan Ritter sekarang lebih dikenal dengan kebaikannya dan memiliki banyak teman di berbagai sekolah karena kebaikannya. Disamping itu Ritter pun sedikit paham mengenai kata "ambisius" dan dia mulai mencoba menjadi seorang yang ambisius namun tetap tidak ingin melukai hati orang lain, walaupun begitu Ritter sudah mulai bisa untuk menempatkan diri kapan harus dengan perasaan kapan tidak.